BATAK PESISIR DELI PEOPLE
By: Wendy Hutahaean
By: Wendy Hutahaean
Batak Pesisir Deli is a Batak ethnic who live in east coast of Kabupaten Deli Serdang and Kota Medan. Nowadays, they prefer to be called as Melayu Deli people. The
adalah salah satu suku melayu yang mendiami kabupaten Deli Serdang. Penyebaran meliputi kota Medan, deli tua, daerah pesisir, pinggiran sungai Deli dan Labuhan. Di kota Medan suku Melayu Deli banyak menempati daerah pinggiran kota. Populasi suku Melayu diperkirakan lebih dari 2 juta orang.
Traditional Clothes of Melayu Deli |
Suku Melayu Deli berbicara dalam bahasa Melayu Deli.
Sekilas bahasa Melayu Deli mirip dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu
yang kental dan pengucapan yang lebih singkat dan cepat. Pada beberapa tempat,
bahasa Melayu Deli menggunakan dialek 'e', mirip dengan bahasa Maye-Maye dan
bahasa Malaysia.
Bahasa Melayu Deli, memiliki sub-bahasa di kota Medan
yang berkembang menjadi salah satu dialek bahasa Melayu, yaitu bahasa Medan.
Bahasa Medan pada dasarnya sama dengan bahasa Melayu Deli, namun banyak
menyerap bahasa-bahasa lain, seperti dari bahasa Batak Toba, Batak Karo, Batak
Mandailing, China, India, Arab, Minangkabau, Inggris, Belanda dan lain-lain.
Sedangkan logat bahasa Medan banyak dipengaruhi logat batak, sehingga logatnya
terdengar semi melayu dan semi batak.
Dalam kesusasteraan Melayu Deli, terlihat pada masa lalu
terpengaruh ajaran Hindu dan Budha, yang terlihat dari patung-patung yang
mempunyai tulisan aksara "nagari" atau "kawi." Pengaruh
budaya Hindu juga terlihat dalam "Hikayat Sri Rama", "Hikayat
Perang Pandawa Jaja" dan "Hikayat Sang Boma".
Masyarakat Melayu Deli terkenal dengan seni berpantun
Melayu yang terkenal sampai saat ini. Dalam berpantun digunakan untuk
mengungkap isi hati mereka, karena orang Melayu umumnya segan menyatakan
sesuatu secara terus terang sehingga harus menggunakan isyarat, perumpamaan
atau kiasan yang terwujud dalam pantun tersebut.
Suku Melayu Deli ini juga memiliki teater tradisional,
yaitu Makyong, sayangnya teater tradisional Melayu Deli ini, sekarang sudah
jarang terdengar. Selain itu ada seni tari Main Lukah Menari, semacam tarian
bersifat magis dengan memakai Lukah (semacam orang-orangan) dan membawakan
nyanyian yang berisi mantra-mantra.
Dalam kehidupan suku Melayu Deli, mereka menerapkan
tingkatan dalam masyarakat, yang terdiri dari 2 golongan berdasarkan status,
yaitu:
Golongan Aristokrasi
1 Raja dan anak-anak raja (Tengku)
2 Turunan pembesar Daeran (Wan, Orang Kaya, Datuk
Muda)
Golongan Rakyat
1 Turunan pembesar di kampung
2 Golongan ulama
3 Cerdik pandai
4 Rakyat jelata
Hampir seluruh masyarakat suku Melayu Deli memeluk agama
Islam Sufi. Menurut mereka Melayu adalah Islam, karena hampir seluruh
adat-istiadat dan budaya suku Melayu berlandaskan Islam. Diperkirakan suku
Melayu Deli, sebesar 99,9% beragama Islam. Hanya sebesar 0,1% saja yang
beragama Kristen. Namun dalam praktek keseharian, masih banyak orang Melayu
Deli yang mempercayai hal-hal gaib, arwah gentayangan dan tempat-tempat
keramat, yang dianggap bisa mempengaruhi kehidupan mereka.
Rumah adat suku Melayu Deli dibangun dengan bentuk rumah
panggung, dengan tiang setinggi 2 meter. Pola hidup kekeluargaan memakain
sistem ilah parental/bilateral, yang menurut mereka sesuai dengan ajaran Islam.
Dalam tradisi keluarga, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan suara yang
sama dalam keluarga, sehingga laki-laki dan perempuan akan memperoleh warisan
yang sama.
Masyarakat suku Melayu Deli bermatapencarian sebagai
petani, mereka bercocok tanam dengan metode tradisional, menenangkap ikan,
berdagang dan juga di sektor pemerintahan. Banyak dari mereka yang bekerja
sebagai pegawai dan buruh di perkebunan milik pemerintah maupun pihak swasta
asing yang dikelola dengan teknologi modern.
No comments:
Post a Comment