Pemekaran Kabupaten Tapanuli TengahFeatured Post

Sunday, 20 January 2013

Batak Singkil di Kab. Aceh Singkil

SUKU BATAK SINGKIL

DI KAB. ACEH SINGKIL
By: Wendy Hutahaean


Suku Singkil adalah sebuah komunitas suku yang menempati wilayah kabupaten Singkil, yang berada di wilayah provinsi Aceh. Keberadaan suku Singkil masih menjadi perdebatan apakah termasuk rumpun suku Pakpak dari Puak Boang atau memang berdiri sendiri.

Traditional Clothes of Batak Singkil

Menurut penelitian suku Singkil adalah salah satu rumpun Batak yang tersebar di dataran tinggi Aceh. Mereka juga termasuk ke dalam rumpun sukubangsa Proto Malayan. Pada masa awal kehadiran komunitas ini di wilayah Singkil ini, mereka sangat mengisolasi diri dari dunia luar dan menetap di dataran tinggi Aceh. Tetapi seiring masuknya budaya Melayu dan Aceh yang membawa budaya serta agamanya, secara perlahan budaya asli suku Singkil ini terakulturisasi dengan budaya Melayu dan Aceh dan memeluk agama Islam.

Traditional Dance of Batak Singkil

Suku Singkil memiliki bahasa sendiri yaitu Bahasa Singkil. Bahasa Singkil ini dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Batak Utara, yang terdiri dari bahasa Karo, Pakpak, Dairi, Gayo, Singkil, Alas dan Kluet. Bahasa Singkil dengan bahasa-bahasa serumpunnya ini banyak sekali terdapat persamaan kosakata. Menurut suku Pakpak, bahasa Singkil adalah bahasa yang berasal dari Puak Pakpak Boang. Tetapi mendapat bantahan dari suku Singkil yang menyatakan bahwa bahasa Singkil tidak ada hubungannya dengan bahasa Pakpak Boang, walaupun terdapat banyak kesamaan antara kedua bahasa serumpun ini. 

Traditional House of Batak Singkil

Bahasa Singkil sendiri pada beberapa kata sudah tercampur dengan bahasa Minang dan Melayu. Memang di kota Singkil sendiri banyak pendatang dari Pakpak, Toba, Gayo, Karo, Melayu dan Aceh, juga terdapat pendatang dari Minang, yang sudah terakulturisasi dengan budaya Singkil.


Marga-marga yang terdapat pada suku Singkil yaitu:

1.    Kombih (Kumbi) 
2.    Ramin 
3.    Buluara 
4.    Palis 
5.    Melayu 
6.    Goci 
7.    Gurinci 
8.    Selian 
9.    Bakhat atau Barat 
10. Pokan (di daerah Cinendang)


Selain itu di Tanah Singkil juga terdapat marga dari Puak Pakpak Boang, yang sudah terarkulturisasi dengan budaya dan adat Singkil. Marga-marga tersebut adalah:

1.    Sambo
2.    Penarik
3.    Seraan

Wilayah Suku Singkil

Singkil tidak hanya merupakan nama Salah satu Kabupaten di NAD apalagi hanya nama Kecamatan di Kabupaten Aceh Singkil, tapi singkil adalah nama sebuah suku bangsa yang memiliki budaya dan sistem kekerabatan serta pranata sosial lainnya yang sudah lengkap, mendiami daerah geografis yang saat ini dikenal Kab. Aceh Singkil dan Kota Subulussalam, selain itu mereka juga hidup secara berkelompok dan membentuk beberapa desa di Kabupaten Aceh Tenggara (Tanoh Alas).

Kuta-kuta Kalak Singkil di Tanoh Alas, yaitu:

1.    Kampung Bakti
2.    Lawe Loning Aman
3.    Suka Damai
4.    Batu Duaratus
5.    Sibungke Darul Aman
6.    Lawe Buyur
7.    Lawe Dua
8.    Kutacane Lama
9.    Maha Singkil

Sejak lebih seratus tahun yang lalu penduduk dari Tanoh Singkil bermigrasi ke Tanoh Alas selalu menyebut jika mereka Suku Singkil. Mereka dan generasi penerusnya hingga kini di Tanoh Alas tidak pernah mengenal sebutan Suku Boang, Suku Kampong maupun Suku Pakpak Boang. Jikalau pun ada istilah Kalak Boang di sana, itu semata-mata ditujukan bagi orang yang mengaku Suku Singkil, namun tidak mengenal lagi asal-usul dan akar budayanya. 

Seluruh penduduk yang mengaku Suku Singkil tersebut adalah orang-orang yang bermigrasi ke Tanoh Alas tanpa pernah meminjakkan kaki di Singkil (dalam pengertian sempit sekarang, yang hanya meliputi Pulo Sarok, Pasar, Ujung dan Kilangan). Hal ini juga didapati pada 2 Tokoh Singkil, yakni Syeikh Hamzah Fansury Al Singkily dan Syeikh Abdurrauf As Singkily, kedua tokoh ini tidak atau bukan lahir di Singkil (dalam pengertian sempit sekarang). Belum pernah Saya temukan literatur yang menyatakan salah satu atau kedua tokoh ini lahir di Singkil atau setidaknya pernah menetap di Singkil. Hamzah Fansury membuka pesantren di Tumakal, di aliran sungai Lae Suraya (atau Kr. Simpang Kiri jika dalam peta lama) setelah mengembara kemana-mana akhirnya menetap dan wafat di Oboh, Kec Runding – Kota Subulussalam. Sedangkan Sheikh Abdurrauf lahir di Serasah di aliran sungai Lae Cinendang (atau Kr. Simpang Kanan jika dalam peta lama), dan terakhir menetap di Kutaraja. Zaman mereka, bahkan hingga awal 1980-an Singkil itu meliputi seluruh eks Kabupaten Aceh Singkil (termasuk Kota Subulussalam).

Sebutan Suku Singkil menjadi tidak pupuler di Tanoh Singkil disebabkan setidaknya 2 hal:

1.    Dimulai sejak dimasukkannya wilayah Singkil ke dalam naungan Kabupaten Aceh Selatan pasca kemerdekaan, dimana seluruh struktur tata peperintahan berganti mengikuti aturan induknya. Sebutan Kuta menjadi Kampong (mengadopsi dari kata Gampong) dan sebutan Pengulu berganti menjadi Gecik (adopsi dari Keushiek). Pemekaran Kabupaten Aceh Selatan menjadi Kabupaten Aceh Singkil dan induk sedikit bisa mengangkat nama Singkil, namun di satu sisi juga mendegradasi suku Singkil, akibat penamaan ‘Aceh Singkil’, Singkil maknanya semakin menyempit, hanya tinggal sebuah kecamatan saja. Padahal sebelumnya tidak ada Kabupaten Aceh Gayo, atau Aceh Alas, bahkan Pidie sendiri tidak memakai sebutan Aceh Pidie.

Kemudian ditambah lagi pemekaran Kabupaten Aceh Singkil menjadi Kota Subulussalam dan Kabupaten Induk Aceh Singkil, ini semakin menyempitkan makna Singkil, banyak orang Kota Subulussalam sekarang menjadi asing dengan istilah dan sebutan Singkil.

2.    Tanoh Singkil menjadi Tanoh Boang mulai populer sejak hubungan transportasi darat mulai lancar dari Tanoh Singkil ke Sidikalang. Pasca lancarnya hubungan darat antara wilayah Singkil dengan Sidikalang (wilayah suku Pakpak). Sejak awal tahun 80-an, hampir semua denyut perekonomian wilayah Singkil menjadi bergantung ke Sidikalang. Semua orang Singkil seperti di-brainwash, dengan sebutan “Boang”. Boang sendiri merupakan semakna Singkil dalam kamus Pakpak. Dalam kamus Pakpak tak ada istilah Singkil, namun berganti menjadi ‘Boang’. Lalu orang2 semua menyamakan Singkil dengan Boang. Sebab dalam suku Pakpak sendiri dikenal dengan 5 suak (wilayah domisili), yakni suak Keppas, Simsim, Pegagan, Kelasen dan Boang.

Selain karena faktor kedekatan bahasa dan marga, hampir tidak ada persamaan maupun kemiripan antara budaya, adat istiadat dan kesenian Pakpak dan Singkil. Semua berbeda. Lalu orang2 yang sudah dibrainwash tersebut menjadi lebih sreg dengan sebutan Kalak Boang (tanpa Pakpak), bahkan orang Pakpak Boang (Pakpak yg ada di Tanoh Boang-menurut istilah Pakpak- ) tidak pernah menyebut Suku Singkil sebagai Pakpak, tapi dengan sebutan Kalak Boang (tanpa Pakpak dan artinya berbeda dengan Pakpak), sementara orang2 yang tidak sreg dengan sebutan Kalak Boang, lebih memilih sebutan Kalak Kampong. Sementara di Tanoh Alas, sebutan Suku Singkil tidak pernah berganti menjadi Suku Boang atau Suku Kampong apalagi menjadi Suku Pakpak.

Kebanyakan peneliti Pakpak itu meneropong dari puncak Nan Tampukmas, tanpa melihat realnya bagaimana perbedaan Suku Singkil dan Pakpak itu. Betul ada Pakpak suak Boang di Tanoh Singkil, tapi itu khan secara bahasa, budaya, adat sitiadat dan kesenian sedikit sekali perbedaan dengan Pakpak empat suak yang lain. Yakni yang menjadi mayoritas di Kecamatan Penanggalan di Kota Subulussalam, Kecamatan Danau Paris dan beberapa desa di Kecamatan Suro dan Simpang Kanan dalam wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Sedangkan dengan Singkil, selain kemiripan bahasa dan marga hampair sulit mencari persamaannya dengan Pakpak.

Jika ada yg berminat meneliti suku Singkil, jangan abaikan ribuan masyarakat yang masih mengaku Suku Singkil di Aceh Tenggara. Jika berfokus di Tanoh Singkil (Kab. Aceh Singkil dan Kota Subulussalam) saja, kurang lengkap, karena di Tanoh Singkil sendiri sudah banyak yang missing. Rata-rata perantau yang berasal dari Tanoh Singkil yg meninggalkan kampung halaman pra-80-an, dimanapaun mereka pasti tetap mengaku Suku Singkil.

Sumber:
1. http://nabilberri.wordpress.com/2012/11/14/suku-singkil/

Batak Singkil Dance - Tari Pulau Pinang

Batak Singkil Song - Pak Wali

Batak Singkil Song - Tekise

5 comments:

  1. Sekilah pakaian Wanitanya Persis Sekali dengan Pakaian Anak Daro Minangkabau apalagi Suntiangnya yg persis dari Pesisir Selatan Sumatera Barat .. :3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih telah membaca artikel saya. Pada abad ke-14 Sultan Pesisir Selatan datang ke wilayah Singkil ini untuk berdagang dan akhirnya menempati wilayah pesisir pantai Singkil. Itulah sebabnya pakaiannya hampir sama bang. Salam.

      Delete
    2. Perlu juga dipelajari tentang marga...

      Delete
  2. Bukan seperti itu baju adat singkil.. Dan marga2 nya masih ada yang tidak terdata, , referensinya udah bisa di ambil sebagian tapi masih banyak yang ngaur tu..

    ReplyDelete