Pemekaran Kabupaten Tapanuli TengahFeatured Post

Monday 31 December 2012

Siborong-borong as The Best Capital of Tapanuli Province

 SIBORONG-BORONG AS THE BEST CAPITAL OF TAPANULI PROVINCE
By: Wendy Hutahaean


Of scientific analysis presented, Siborongborong have control range is an average 119.40 km and 238.00 minute time span of control to the provincial capital, following Sibolga 132.60 km and 263.00 minutes and 141.78 km and 279.00 Pandan minutes.

The Regions of Provinsi Tapanuli

Previously Ir Hasudungan Butar-butar before the meeting participants describe the parameters and analytical determination of candidate Tapanuli provincial capital. Mentioned, Siborongborong highest ranks of the five parameters/ indicators set, followed Sibolga and Pandan as potential Tapanuli provincial capital of 10 districts/ cities.

Land availability is a determinant in the development of the city as the center of government for the land where he did a variety of activities ranging from the development office development, housing, public facilities and social. Center of the city government just needs enough land as the only 1077 Sibolga Ha, Ha 3799 High Cliff, 6052 Tanjungbalai Ha, Ha Pematangsiantar 7999, 9033 Binjai and Padangsidempuan 14,000 Ha Ha. From these data Sibolga is the smallest city.

While Siborongborong as prospective capital have enough land with topography is relatively flat with a focal point so that if the relative developed Silangit not disturb the ecosystem of the old. If the candidates in the provincial capital Tapanuli future developments to follow/ offset stem provincial capital of Medan in this vast land 25,000 ha. In the supply of land in Siborongborong has received support from local government/ parliament Taput.

Based on the analysis of the five parameters/ indicators establishment candidate Tapanuli concluded provincial capital, Kota Siborongborong considered more worthy to be the capital of the province became the center of government. While Tapteng with Labuhan wind power plant as a Special Economic Zone and Sibolga a trading center.


Dari analisis ilmiah yang dipaparkan, Siborongborong memiliki rentang kendali jarak rata-rata 119,40 Km dan rentang kendali waktu 238.00 menit ke ibukota propinsi, menyusul Sibolga 132.60 Km dan 263.00 menit dan Pandan 141.78 Km dan 279.00 menit.
Sebelumnya Ir Hasudungan Butar-butar di hadapan peserta rapat memaparkan parameter dan analisis penentuan calon ibukota Propinsi Tapanuli. Disebutkan, Siborongborong menduduki ranking tertinggi dari lima parameter/indikator yang ditetapkan, menyusul Sibolga dan Pandan sebagai calon ibukota Propinsi Tapanuli dari 10 kabupaten/kota. 
Ketersediaan lahan merupakan penentu dalam pengembangan suatu kota sebagai pusat pemerintahan karena lahan tempat dilakukannya berbagai aktivitas pembangunan mulai dari pembangunan perkantoran, perumahan, fasilitas umum dan sosial. Pusat pemerintahan kota saja membutuhkan lahan yang cukup luas seperti Sibolga yang hanya 1.077 Ha, Tebing Tinggi 3.799 Ha, Tanjungbalai 6.052 Ha, Pematangsiantar 7.999 Ha, Binjai 9.033 Ha dan Padangsidempuan 14.000 Ha. Dari data tersebut Kota Sibolga merupakan kota terkecil.

Sementara Siborongborong sebagai calon ibukota memiliki lahan yang cukup luas dengan kondisi topografi yang relatif datar dengan titik fokus di Silangit sehingga kalau dikembangkan relatif tidak mengganggu ekosistem yang lama. Jika calon ibukota Propinsi Tapanuli dalam perkembangan ke depan agar dapat mengikuti/mengimbangi ibukota propinsi induk dalam hal ini Kota Medan yang luas lahannya 25.000 Ha. Dalam penyediaan lahan di Siborongborong telah mendapat dukungan dari Pemkab/DPRD Taput.

Berdasarkan hasil analisis terhadap ke lima parameter/indikator penetapan calon ibukota Propinsi Tapanuli disimpulkan, Kota Siborongborong dinilai lebih layak jadi ibukota propinsi menjadi pusat pemerintahan. Sedangkan Tapteng dengan PLTU Labuhan Angin sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan Kota Sibolga menjadi pusat perdagangan.

No comments:

Post a Comment